03 Maret 2009

AKU DIUJUNG SUNYI



Ketika malam menjelang yang terdengar hanyalah suara nyanyian binatann malam yang begitu sumbang di telingaku.seakan menambah kepiluan di hatiku.Kebisuan malam ini,kemaren dan malam malam yang telah lalu serta malam malam berikutnya selalu menjadi sahabat setianya menjadi teman di malam hari yang seakanbegitu panjang tak berujung .


“AKU” itulah aku tak tahu harus kumulai dari mana cerita ini
kehidupan yang kejam seakan merenggut segala kebahagiaan yg dulu sempat singgah di dalam hati dan kehidupanku seakan hilang tak berbekas tersapu angin,menghilang oleh angin malam
“AKU”hidup bahagia dan damai bersama cerita indah keluarga kecilku buah hati serta cintaku,hidup sederhana tanpa sedikitpun kemewahan tanpa sedikitpun harta melimpah.Kujalani dengan senyum bahagia tawa dan canda.Walau terkadang air matapun tak lepas dari hatiku
Wwalau hanya untuk sekedar sesuap nasi untuk esok hari aku tak mampu untuk kudapat dengan mudah,namun kebahagiaan itu selalu ada dalam hati dan jiwaku.
“AKU” menjalani hidup dengan sederhana serta bukanlah seorang perempuan penuntut terhadap suami,seorang anak mampu meramaikan kehidupan suasana rumah,segala tangis dan tawanya mampu menjadi obat dan kekuatan untukku menjalani hidup ini,suamiku kepala keluarga hanyalah seorang pegawai rendah terkadang hanya cukup untuk makan bahkan pula sering kami harus menutup sana sini hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan perut agar perut bisa terisi.kujalani tanpa sedikitpun pertanyaan dan tanpa mengeluh sedikitpun.
“AKU” hanyalah seorang wanita biasa dan sederhana yang hanya mampu mengurus rumah dan rumah tangga tanpa harus ada pertanyaan mengapa begini dan mengapa begitu,mengapa ada dan mengapa tak ada 
dan pada satu titik nol.putaran roda nasib seakan berbanding terbalik dari segala angan dan asa,segalanya hancur dan musnah semuanya habis tanpa berbekas,ketika semuanya berawal dari musibah yang telah merenggut kehidupan buah hatiku serta suamiku.Dunia yg semula indah seakan seketika runtuh,gelap dan sunyi.
Dan ketika ku tersadar dari mimpi panjangku yang ada hanyalah wajah wajah orang yang kukenal berdiri mengelilingiku dengan air mata serta tatap mata kepedihan.
“AKU” bangun dan bertanya dalam hati,dimana,dimanakah mereka dan tak ada sepatah katapun terucap dimanakah…dan ketika kutersadar dari tidur dan mimpi burukku.air mataku telah menetes diatas sebuah pusara yang masih merah tertulis sebuah nama yang tak akan pernah mampu aku ucap dan aku sebut seumur hidup.Ya tuhan aku titipkan sekuntum kamboja merah ini untukmu ya tuhan,kupersembahkan sekuntum mawar merah di haribaanmu ya tuhanku,semua hidup dan mati hanyalah milikmu ya tuhan.
“AKU”tersadar dari tidur malam ini hanya gelap di depanku aku sendiri di malam gelap ini,sunyi menyelinap menusuk dihatiku yang sendiri dan sunyi senyap,diantara relung jiwaku diantara porak poranda hatiku yang telah remuk tergilas kejamnya roda kehidupan yang tak pernah berpijak kepadaku.Dunia yang sunyi telah kulewati tanpa terasa hampir dua tahun lamanya ketika kuinjakkan kakiku ke pusara itu.tanah basah itu telah kering.kamboja merah itu telah bersemi indah menyebarkan harumnya mawar merah itupun telah menyembulkan kuncupnya diantara burinya.tersenyum indah berdampungan menatapku bahagia dari surga sedangkan aku penuh tangis dan air mata yang tak khan pernah berujung hidupku yang sendiri.tanpa seorangpun yang kucinta tanpa sebelah kaki mampu menopang tubuh dan jiwaku yang rapuh.tanpa ada sedikitpun harapan mampu kusemai di hatiku .Hari yang terlewati dengan tangis dan penyesalan mengapa bukan kau ambil saja nyawaku,disaat kecelakaan maut itu mengapa aku yang harus kau selamatkan pabila hidupku harus kehilangan orang orang yang sangat kucintai.
Hidupku yang terasing,tanpa mampu menggenggam dunia indah ditangan dunia indah di depan mata hanyalah fatamorgana di musim kemarau
Semua hanya mampu berbelas semua hanya mampu menghina seorang perempuan dengan sebelah kaki                           
  “AKU” habiskan malam sunyi ditemani semerbak wangi kamboja dan harum mawar tak ada sedikitpun ketakutan dihati di sini di pusara kering ini jagalah mereka ya tuhan sirami dengan cinta kasimu ya tuhanku berikan terang dan lapang jalan mereka tuk kesurga ya tuhanku,seiring doa dan air mata yang selalu membasahi pusara kering di ujung malam yang sunyi senyap ini seiring langkah kaki yang kembali terseok kuletekkam sekuntum mawar dan kamboja merah ini tuk menemani tidur panjang di dalam pelukan tuhan,setelah bertahun lamanya luka hati karena perpisahan.

1 komentar: