19 Maret 2009

Menguak Isu Santet Banyuwangi

Salah satu kelompok masyarakat adat yang memiliki tradisi unik dan langka di daerah Jawa Timur adalah suku using. Kelompok masyarakat yang terletak di daerah pinggiran Banyuwangi ini memiliki tradisi lisan warisan kerajaan Blambangan, yakni tidak lain adalah memuja mantra. Mantra adalah Do’a Sakral kesukuan yang mengandung Magis dan berkekuatan Ghoib.

Diantara mantra yang sering dipakai adalah Sabuk Mangir dan Jaran Goyang. Kedua mantra ini masing masing memiliki kekuatan magis yang berlainan. Sabuk Mangir merupakan mantra yang pada prakteknya digunakan untuk pengasihan(mendapatkan jodoh) secara halus. Sedangkan Jaran Goyang merupakan mantra yang digunakan untuk pengasihan secara kasar.
Buku Memuja Mantra; Sabuk Mangir dan Jaran Goyang Masyarakat Suku Using Banyuwangi berusaha membahas secara komprehensif ihwal praktek santet suku Using Banyuwangi. Buku yang ditulis oleh Heru S. Saputra, Dosen Universitas Jember (UNEJ) ini berangkat dari penelitian lapangannya di tiga tempat desa kultural Using yang berbasis mantra seperti Desa Kemiren dan Olehsari (keduanya di Kecamatan Gajah) serta Mangir (Kecamatan Rojogampi).
Tradisi bermantra sebenarnya sejak lama telah mengakar kuat dalam kehidupan kelompok etnik Using. Pada dasarnya, masyarakat Using memiliki berbagai macam mantra. Namun secara garis besar dapat dipilah menjadi tiga jenis. Pertama, mantra berjenis santet yang berfungsi sebagai pengasihan- kemudian dikenal dengan istilah - magi kuning jika mengandung positif dan magi merah jika mengandung negative. Kedua, mantra berjenis sihir yang bersifat merusak dan berpotensi menghilangkan nyawa- kemudian dikenal dengan istilah - magi hitam. Ketiga, mantra yang bersifat positif, yakni mantra yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit- kemudian dikenal dengan istilah magi putih.
Artikel hanya membahas pada mantra berjenis santet, yakni mantra Sabuk Mangir dan Mantra Jaran Goyang. Alasannya dua mantra inilah yang sering digunakan masyarakat Using. Magi bagi masyarakat Using merupakan sesuatu yang diyakini mampu memberi kekuatan ghaib dan mampu mempengaruhi alam pikiran dan prilaku seseorang. Sedangkan santet merupakan salah satu jenis ngelmu yang dimiliki masyarakat using, yakni ngelmu pengasihan.
Pada umumnya, Mantra Sabuk Mangir digunakan oleh para kawula muda untuk mendapatkan jodoh. Mereka melakukan mantra ini dilandasi dengan ketulusan hati, yakni untuk mendapatkan kebahagiaan secara hakiki. Proses bekerjanya kekuatan magi pada mantra Sabuk Mangir berjalan dengan halus atau pelan – pelan sehingga seseorang yang terkena oleh mantra tersebut tidak akan menyadari bahwa dirinya terkena ngelmu ghaib. Oleh karena itu, pengaruh kekuatan magi terhadap kesadaran seseorang terasa alami.
Mantra yang dapat digunakan oleh laki-laki untuk memikat perempuan atau digunakan oleh perempuan untuk memikat laki-laki ini tidak memiliki dampak social yang berarti. Sementara itu, Mantra Jaran Goyang termasuk jenis Mantra santet bermagi merah digunakan untuk pengasihan ( percintaan ) antarinividu dengan diwarnai rasa dendam. Proses bekerjanya kekuatan magi pada mantra Jaran Goyang berjalan lebih kasar atau cepat sehingga seseorang yang terkena mantra akan berprilaku tidakwajar atau tidak alami. Pada umumnya, Mantra Jaran Goyang ini digunakan oleh laki-laki untuk memikat perempuan. Namun, mantra Jaran Goyang ini memiliki dampak social yang negative, baik bagi si subjek ( pemantra ) maupun si objek. Selain itu, hasil pemanfaatan mantra Jaran Goyang bersifat fariatif dari tingkatan tergila-gila sampai gila beneran.
Fungsi mantra Sabuk Mangir dan Jaran Goyang bagi masyarakat using dapat dipilah menjadi dua fungsi individual dan social. Fungsi individual tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan psoikis dan biologis Sementara itu, fungsi sosial mantra Sabuk Mangir dan Jaran Goyang dapat bersifat integrative ( menyatu ) dan disintegratif ( memisah). Kedua fungsi ini berlaku ketika mereka tidak mampu memanfaatkan mekanisme budaya lokal. Budaya local yang digunakan untuk mencari jodoh misalnya Gredhoan ( mencari jodoh sesuan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW ), Bathokan ( mencari jodoh dengan memanfaatkan media warung tradisional ) dan Mlayokaken atau Colongan ( mencari jodoh dengan cara melarikan atau mencuri pacar untuk dinikahi ). Selain fungsi utama sebagai pranata social tradisional, fungsi social lain mantra Sabuk Mangir dan Jaran Goyang adalah sebagai penekan atau pemaksa berlakunya tata nilai dalam masyarakat, sebagai peningkatan perasaan solidaritas kelompok, dan sebagai penebal kekuatan emosi religiusitas atau kepercayaan terhadap kekuatan supranatural.
Hal ini merupakan potret khasanah tradisi local masyarakat Using Jawa Timur yang tergolong langka. Selain berusaha membuka tabir teka-teki mantra, juga membahas secara gamblang misteri santet. Sebuah artikel yang berusaha menguak sisi lain kehidupan abad modern melalui kajian antropologis.

Referensi:
Judul Buku : Memuja Mantra; Sabuk Mangir dan Jaran Goyang Masyarakat Suku Using Banyuwangi.
Penulis : Heru S. P. Saputra
Penerbit : LKiS, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, September 2007
Tebal : xxxix + 394 halaman
Peresensi : Ahmad Hasan MS,Pustakawan KUTUB Yogyakarta. Domisili di Jl Parangtritis KM 07 Cabeyan Panggungharjo Bantul
romdan.wordpress.com

3 komentar:

  1. Wah ngeriii tenan...

    BalasHapus
  2. Wah.. saya paling suka kalo bicara soal yg magic2 ginih. . . Maklum sudah menjadi tradisi rakyat Indonesia mempercayai adanya Hal2 yg Mistis kaya gini.. he..he..he.^_^ . Di lanjut ya Mama.. saya tunggu Artikel2 barunya.. salam Hangat buat Mama Agan. .

    BalasHapus
  3. hehehe...jadi inget masa lalu...ikikiki aku pernah cobain mantra dengan media rokok jg mantra semar mesem,weh weh weh..amfunnn dahhh...ga lagi2 ach...ekekekek

    BalasHapus